Run Text

Jangan Lupa Berikan Komentar Yaa... - Terima Kasih | Jendela Indonesia

Senin, 13 April 2015

Dawai Sasando Sang Maestro

Sang Maestro Jeremias Ougust Pah
Penghargaan Maestro
Jika harpa, piano, dan gitar plastis menjadi temuan paling bersejarah dan berarti dalam dunia musik, maka sasando dari Pulau Rote layak mendapat penghargaan lebih.
Alat musik tradisional masyarakat Rote itu telah ada sejak puluhan tahun lalu dan menghasilkan suara kombinasi dari tiga alat musik; harpa, piano, dan gitar plastis. Sasando bukan sekadar harpa, piano, atau gitar tetapi tiga alat musik dalam satu ritme, melodi, dan bass. Jadi meskipun merupakan alat musik tradisional, universalitas sasando berlaku menyeluruh. Tersebutlah nama seorang Maestro seni musik tradisional Jeremias Ougust Pah. Menyempatkan diri berkunjung ke rumah kediaman sang maestro di desa Oebelo, Timor Barat. Sambutan hangat dari keluarga sang maestro yang saat itu sedang sibuk menganyam daun lontar yang sudah dikeringkan untuk dijadikan alat musik sasando. Tak lama kemudian sang maestro telah siap mempertunjukan kebolehannya memainkan alat musik dari pulau Rote tersebut. Permainan dawai sasando alunan musik daerah yang dimainkan  sang maestro sungguh luar biasa terdengar. Bercengkrama bersama dengan beliau menceritakan beliau baru saja pulang dari malaysia memainkan sasando di acara seni budaya disana. Tak hanya malaysia, beliau juga sudah berkeliling di beberapa negara mewakili NTT memperkenalkan dan mementaskan alat musik sasando, memperdengarkan permainan dawai sasando kepada masyarakat di berbagai negara.


Ti'i Langga, topi daerah dari Pulau Rote yang selalu digunakan dengan bangga oleh sang Maestro saat pentas seni budaya Sasando dimana pun.

Beberapa piala yang didapatkan sang maestro
Sungguh luar biasa masih memiliki sang masterpiece seperti Jeremias Ougust Pah. Menjaga seni budaya yang tetap di pertahankan hingga saat ini, sampai diwariskan kepada anak-anaknya. Tak hanya memainkan namun beliau juga membuat beberapa sasando yang di pamerkan di rumah beliau. Saat senja melepas sang surya saatnya kembali pulang, saat mengisi buku tamu sekali lagi saya merasa takjub, dari buku tamu saya mengetahui pengunjung hari ini di sini tak hanya dari NTT, namun juga dari luar kota bahkan dari luar negeri hanya untuk bertemu dan mengenal sasando. Terima kasih bapak Jeremias Ougust Pah tetap menjaga kelestarian Sasando. 




Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...